Langsung ke konten utama

Proud to serve at BP REDD

26 Januari menjadi hari terakhir dalam kontrak saya bekerja di Badan REDD+. Siapa yang menyangka pula, tepat 2 hari setelah saya resmi jadi tidak bekerja lagi disana, tiba-tiba berita datang dari istana. Diterbitkannya Perpres No 16 tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hal yang selama ini menjadi pertanyaan kita semua dalam dialog awal tahun BP REDD akhirnya terjawab. Tentunya, ini sudah merupakan keputusan yang final dari Pak Presiden. Siapapun takkan bisa mengubahnya.  

Badan Pengelola Penurunan Emisi  Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut(BP REDD+) dan Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) akan diintegrasikan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sebelumnya, KLHK  terdiri dari 13 Ditjen, sekarang hanya terdiri dari 9 Ditjen. BP REDD dan DNPI diintegrasikan ke Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim.

Berikut Pasal Peralihan Pasal 59 Perpres No 16 tahun 2015

Pasal 59 (1) Tugas dan fungsi penurunan emisi gas rumah kaca yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut (Badan Pengelola REDD+) sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2013 tentang Badan Pengelola Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut, diintegrasikan menjadi tugas dan fungsi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

(2) Tugas dan fungsi perumusan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian perubahan iklim yang diselenggarakan oleh Dewan Nasional Perubahan Iklim sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2008 tentang Dewan Nasional Perubahan Iklim, diintegrasikan menjadi tugas dan fungsi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Berikut susunan KLHK dan 9 Ditjen yang ada di dalamnya (Pasal 4 Perpres 16 tahun 2015):
a.       Sekretariat Jenderal;
b.      Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
c.       Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
d.      Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung
e.      Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
f.        Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
g.       Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya
h.      Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim
i.        Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan
j.        Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
k.       Inspektorat Jenderal
l.         Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
m.     Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi
n.       Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah

Dibantu beberapa staf ahli:
o.      Staf Ahli Bidang Industri dan Perdagangan Internasional
p.      Staf Ahli Bidang Energi
q.      Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam
r.       Staf Ahli Bidang Pangan

Tim BP REDD sendiri baru mengetahui kabar tentang Perpres ini tepatnya tanggal 28 Januari, padahal setelah diketahui Perpres ini sudah keluar sejak 21 Januari.

Selama tugasnya, sejak berdirinya dari Satgas REDD tahun 2010 sampai berdiri menjadi Badan REDD tahun 2013-awal 2015 ini, sudah banyak melakukan “gerakan” atau movement yang menjadi semangat kita bersama, terutama menjadi pendamping masyarakat di daerah. Salah satunya sebagai walidata masyarakat adat. Fungsi BP REDD sebagai wali data masyarakat adat juga berpindah ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Pak Heru mengingatkan untuk tetap menjaga semangat REDD itu sendiri, untuk tetap melestarikan lingkungan, semangat REDD yang akan tetap selalu ada walaupun badannya sudah dilebur atau diintegrasikan. Program yang akan dan sedang dijalankan oleh BP REDD saat ini memang tidak dapat dilaksanakan karena lembaga yang menaungi sudah diintegrasikan. Namun Pak Heru juga mengatakan kepada kita untuk tetap melakukan apa yang bisa kita lakukan, dengan kata lain menghantar pekerjaan kita selama ini, pada orang baru yang nantinya akan mengerjakan. Biarlah saat mereka nanti mengerjakan, mereka sungguh mengerjakannya dengan baik.

Berita tentang hal ini dapat dilihat di link-link berikut:


Terima kasih BP REDD untuk segala ilmu, pengalaman, tempat kerja yang menyenangkan, orang-orang yang hebat dan inspiratif, yang senantiasa berjuang untuk terjaganya lingkungan yang asri, membantu tercapainya tujuan mulia demi manusia dan alam. Semuanya akan saya selalu pegang sebagai pengelaman bekerja pertama pasca lulus saya yang sangat mmebahagiakan. Pak Heru yang bijaksana dan tenang dalam situasi apapun, Pak Willi yang selalu semangat, bergerak cepat menyelesaikan program-program dengan gesit, Pak Agus, Ibu Ade, dan Ibu Nur para Deputi BP REDD+. Semoga suatu saat bisa berjumpa lagi dalam perjuangan yang sama, memperjuangkan lingkungan kita. 


Foto terakhir kami di kantor BP REDD. It is not a goodbye only I'll see you later. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISFIT Preparation

Semenjak pengumuman dr ISFIT Norway awal November lalu (saya ingat sekali tepatnya tanggal 4 November, saya sungguh hampir lupa saya pernah apply, saat itu saya sedang menginap di rumah teman saya Audrey sehabis bekerja hingga larut malam, saya sungguh tidak membayangkan ini terjadi tapi Tuhan membukakan jalan, semoga bisa mengerjakan dengan baik:D). Sebelumnya flashback sedikit tentang proses saya mendaftar. Saya mengetahui ISFIT dari beberapa teman di UI dan sahabat saya Septian yang menjadi delegasi ISFIT tahun 2013. Saat itu, saya melihat topik-topiknya, membaca websitenya di isfit.org. Sangat menarik. Topiknya berada di antara isu-isu sosial, politik, hukum, dan topik global lainnya. Cara seleksi untuk mengikuti ISFIT ini adalah dengan mengirim 2 esai (sebetulnya 3, tapi esai ketiga ini tidak wajib, dan itu jika ingin mendapat travel support, karena ISFIT hanya menanggung akomodasi dan transportasi selama disana, tiket pulang pergi dari negara tidak ditanggung). Karena samb

Kelas Inspirasi Bojonegoro, 2 Mei 2016

Daerah, bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan di Indonesia. Sarat dengan problema. Tidak jarang konflik timbul antara pusat dan daerah. Termasuk masalah pembangunan bidang-bidang fundamental salah satunya pendidikan. Pasalnya, belum banyak yang menyadari bahwa sedemikian pentingnya pendidikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. Bukan hanya kognitif semata, tapi afeksi, moral dan pendidikan dalam pelajaran hidup lainnya. Hati ini yang menggerakkan untuk melangkahkan kaki menuju Bojonegoro, di hari pembuka di bulan Mei yang lalu. Tiba di Surabaya pk 07.00 setelah pagi hari saya mengambil flight pagi dari Soekarno-Hatta, saya naik bus Damri dari bandara Juanda menuju Bungur, sampai di Bungur pk 8.15. Di Bungur, saya mengambil bus jurusan Bojonegoro. Perjalanan hari itu sangat menyenangkan, tidak terlalu ramai, naik bus di daerah yang cukup asing buat saya, tapi saya sungguh sangat menikmatinya. Menyenangkan sekali naik bus antar kota di Jawa Timur. Saya tiba di termi

Kala Hujan Di Puncak Merapi

Jumat di pertengahan Maret menghantar kami menuju salah satu ciptaan Tuhan yang tentunya tidak kalah  indah dari ciptaan lainnya di alam semesta ini, yang membentang di bagian tengah Pulau Jawa, sebagian menyebutnya angker, tetapi kami sungguh sudah menantinya, Gunung Merapi, 2930 mdpl. Kisah kami dimulai dari hari itu, setelah lelah kami bekerja. Bagi saya saat ini, waktu untuk bercengkrama dengan alam sangatlah terbatas. Tidak semudah dahulu setiap bosan bisa pergi ke pantai atau gunung dalam tiap bulan. Sekarang, situasinya berbeda. Selalu ada konsekuensi dari setiap pilihan, bukan? Tetaplah ingat betapa berharganya waktu bersama orang-orang yang kita sayangi. Memasuki sore dengan cuaca cerah, berangkatlah kami dari Stasiun Senen Jakarta menuju Stasiun Solojebres. `Dini hari Sabtu, kami telah tiba di stasiun, menunggu Pak Nardi menjemput kami ke basecamp Merapi di Selo. Teman perjalanan saya dalam pendakian Merapi ini: Yupi, Ismi, Hilmi, Raihan, Bams, Handoyo, dan O