Langsung ke konten utama

3 February & 4 February: Norway Arrival

Setelah menempuh kurang lebih 17 jam perjalanan, saya tiba di Oslo. Bandara Gardemoen Oslo menyambut kami. Dengan suhu yang mencapai -1 (mungkin malam hari mencapai -6 derajat Celcius), sudah terasa semangat dan aura untuk mengikuti ISFIT. Karena acara baru dimulai tanggal 5, saya memutuskan menghabiskan waktu di Oslo dahulu sembari mengeksplor ibu kota salah satu negara yang indeks persepsi korupsi sangat baik (berada dalam peringkat 5 besar). Di Oslo, saya menginap di salah satu rumah PPI Trondheim, namun sekarang bekerja di Oslo. Mbak Hasni namanya. Ia tinggal bersama suami dan 4 anaknya. Keduanya dahulu studi di NTNU Gloshaugen, tempat conference saya besok.

Oslo, kota yang sangat rapi, teratur, membuat saya ingin terus berada di kota tempat King Harald V, Raja Norwegia tinggal. Rumah Mbak Hasni tidak terlampau jauh dari Bandara. Dari Gandermoen, saya naik kereta arah Oslo Central Station, National Theatre, dan berhenti di Sandvika Station, rumahnya tak jauh dari situ. Sandvika dipenuhi salju, begitu juga dengan rumah Mbak Hasni.

Tetangganya yang masih kecil bermain-main salju di halaman depan rumah mereka. Keceriaan mereka merupakan suatu awal semangat saya juga menyambut 11 hari ke depan disini.

4 Februari
10.00
God morgen! Today, I travelled around Sandvika in the morning before taking train to Trondheim.  Mbak Hasni served me very well. Also, her family warmly welcomed me in their house.  She cooked a lot of delicious foods for me! How nice she is. She also made me some sandwiches for my food stock hehe. We walked through some houses which is full of snow, we feed the ducks in the lake near the Sandvika Station. We walked through the freeze lake. I fully enjoyed this morning.   



snow in front of Mbak Hasni's house


Sandvika Stasjon:)


the temperature -1 until -5 degrees Celcius. 




on the way to station


Mbak Hasni's daughter



 Freezing Lake


Our spirit is getting bigger for ISFIT 2015!








Mbak Hasni, extraordinary woman!


We feed the ducks in the lake near Sandvika 




  
I said goodbye to her, I have to continue my journey to Oslo Station (to catch the train to Trondheim for ISFIT), but before that I stopped at National Theatre Station! Mr. Olaf, a kind Norwegian, I just asked him the way to get to Nobel Peace Center, but he took me there.  How kind he is! We talked each other, he said he wants to travel around the world by sailing and will come to Indonesia soon. I’ll wait in Indonesia, Sir. :)

I entered Nobel Peace Prize Center.

“The Nobel Peace Center is the museum about the Nobel Peace Prize. Our permanent installations tell the story of Alfred Nobel and the Peace Prize laureates and their engaged and groundbreaking work”- http://www.nobelpeacecenter.org/en/about-us/

Seeing Nobel Peace Prize Center, then I remember Aayat Alqormozi, the student peace prize winner, I’ll look her also in ISFIT, she’ll become one of our speaker. Can’t waitJ, I’m always amazed by people who always fight for peace, conflict resolution, human rights, etc.


Nobel Peace Center, Oslo, Norway


I also looked around to Oslo Municipal Building, Oslo Harbour and other beautiful buildings.  


Oslo Harbour







 In front of Oslo Municipal Building





Inside Nobel Peace Center




in the center of Oslo


Then I walked through University of Oslo, Faculty of Law. I think it’s one of the best places to study environmental law.  Norway is very good country to study, because education is free for students in university. Do the best and God will show the way:) I also visited Norwegian Royal Palace (Det Kongelige Slott in Norwegian Language, where King Harald V, lives). No maps, no GPS, only follow the heart and ask people. I also met kind people, Mr and Mrs. (I forgot their name). He is Norwegian and his wife is from Scotland. They are very nice people. J

Faculty of Law, University of Oslo

on the way to Royal Palace


Royal Palace, Norway


I kept walking through the centre of Oslo, Norway. Cathedral of Oslo, the next stop. I met Norwegian people there. He is so nice. He told a little story about this building. Thanks God for all nice people today. I put my pray and hope, after the Norway there’ll be a job which I can serve others in Indonesia. 


Cathedral of Oslo



take photos in front of Catheral


In the afternoon, Oslo Central Station became my last destination, I had to catch the train to Trondheim. I really enjoy my travelling alone today in Oslo.  That’s where I get to know myself more and more.  Se deg Igjen Oslo! 

14.00
I took the train to trondheim! A lot of beautiful scenery during the journey. I arrived around 20.30 in the night. Hallo Trondheim. Kak Karin and kak Loly, Indonesian who study Engineering at NTNU Gloshaugen picked me up at trondheim Station. I also met some ISFIT people who have already arrived in TrondheimJ They’ve made me some Indonesian foods. How grateful I am. I’ve just met and known them, but they’re so warm. God always brings us to good people.

We ate pasta, noodles, we shared a lot of things . Happy! 

Be thankful for the new experiences. The Lord has given this way. Always do the best. Life is journey, life is struggle. Keep going! 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISFIT Preparation

Semenjak pengumuman dr ISFIT Norway awal November lalu (saya ingat sekali tepatnya tanggal 4 November, saya sungguh hampir lupa saya pernah apply, saat itu saya sedang menginap di rumah teman saya Audrey sehabis bekerja hingga larut malam, saya sungguh tidak membayangkan ini terjadi tapi Tuhan membukakan jalan, semoga bisa mengerjakan dengan baik:D). Sebelumnya flashback sedikit tentang proses saya mendaftar. Saya mengetahui ISFIT dari beberapa teman di UI dan sahabat saya Septian yang menjadi delegasi ISFIT tahun 2013. Saat itu, saya melihat topik-topiknya, membaca websitenya di isfit.org. Sangat menarik. Topiknya berada di antara isu-isu sosial, politik, hukum, dan topik global lainnya. Cara seleksi untuk mengikuti ISFIT ini adalah dengan mengirim 2 esai (sebetulnya 3, tapi esai ketiga ini tidak wajib, dan itu jika ingin mendapat travel support, karena ISFIT hanya menanggung akomodasi dan transportasi selama disana, tiket pulang pergi dari negara tidak ditanggung). Karena samb

Kelas Inspirasi Bojonegoro, 2 Mei 2016

Daerah, bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan di Indonesia. Sarat dengan problema. Tidak jarang konflik timbul antara pusat dan daerah. Termasuk masalah pembangunan bidang-bidang fundamental salah satunya pendidikan. Pasalnya, belum banyak yang menyadari bahwa sedemikian pentingnya pendidikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. Bukan hanya kognitif semata, tapi afeksi, moral dan pendidikan dalam pelajaran hidup lainnya. Hati ini yang menggerakkan untuk melangkahkan kaki menuju Bojonegoro, di hari pembuka di bulan Mei yang lalu. Tiba di Surabaya pk 07.00 setelah pagi hari saya mengambil flight pagi dari Soekarno-Hatta, saya naik bus Damri dari bandara Juanda menuju Bungur, sampai di Bungur pk 8.15. Di Bungur, saya mengambil bus jurusan Bojonegoro. Perjalanan hari itu sangat menyenangkan, tidak terlalu ramai, naik bus di daerah yang cukup asing buat saya, tapi saya sungguh sangat menikmatinya. Menyenangkan sekali naik bus antar kota di Jawa Timur. Saya tiba di termi

Kala Hujan Di Puncak Merapi

Jumat di pertengahan Maret menghantar kami menuju salah satu ciptaan Tuhan yang tentunya tidak kalah  indah dari ciptaan lainnya di alam semesta ini, yang membentang di bagian tengah Pulau Jawa, sebagian menyebutnya angker, tetapi kami sungguh sudah menantinya, Gunung Merapi, 2930 mdpl. Kisah kami dimulai dari hari itu, setelah lelah kami bekerja. Bagi saya saat ini, waktu untuk bercengkrama dengan alam sangatlah terbatas. Tidak semudah dahulu setiap bosan bisa pergi ke pantai atau gunung dalam tiap bulan. Sekarang, situasinya berbeda. Selalu ada konsekuensi dari setiap pilihan, bukan? Tetaplah ingat betapa berharganya waktu bersama orang-orang yang kita sayangi. Memasuki sore dengan cuaca cerah, berangkatlah kami dari Stasiun Senen Jakarta menuju Stasiun Solojebres. `Dini hari Sabtu, kami telah tiba di stasiun, menunggu Pak Nardi menjemput kami ke basecamp Merapi di Selo. Teman perjalanan saya dalam pendakian Merapi ini: Yupi, Ismi, Hilmi, Raihan, Bams, Handoyo, dan O