Langsung ke konten utama

ISFIT Preparation

Semenjak pengumuman dr ISFIT Norway awal November lalu (saya ingat sekali tepatnya tanggal 4 November, saya sungguh hampir lupa saya pernah apply, saat itu saya sedang menginap di rumah teman saya Audrey sehabis bekerja hingga larut malam, saya sungguh tidak membayangkan ini terjadi tapi Tuhan membukakan jalan, semoga bisa mengerjakan dengan baik:D). Sebelumnya flashback sedikit tentang proses saya mendaftar. Saya mengetahui ISFIT dari beberapa teman di UI dan sahabat saya Septian yang menjadi delegasi ISFIT tahun 2013. Saat itu, saya melihat topik-topiknya, membaca websitenya di isfit.org. Sangat menarik. Topiknya berada di antara isu-isu sosial, politik, hukum, dan topik global lainnya.

Cara seleksi untuk mengikuti ISFIT ini adalah dengan mengirim 2 esai (sebetulnya 3, tapi esai ketiga ini tidak wajib, dan itu jika ingin mendapat travel support, karena ISFIT hanya menanggung akomodasi dan transportasi selama disana, tiket pulang pergi dari negara tidak ditanggung). Karena sambil kerja saya hanya sempat membuat 2, esai ketiga tidak sempat saya kerjakan. Berikut topik esainya:

1.       Motivation Essay                                                                                                                            
Tell us about yourself, your experiences and interests. Tell us about your studies and your motivation for participating in ISFiT 2015. How will you use your experience from ISFiT 2015? Have you participated in similar festivals before? Are you a member of a student organization? If yes, please specify.

2.      Workshop Essay

Write an essay (maximum 250 words) about your motivation for your preferred workshops. What would you like to focus on within the presented topics? How will you use your experience from ISFiT 2015?
Call for Bid
Capital Flow
Case Workshops
Change
Cultural Differences
Development
Education
Enterpreneurship
Equality
Governance
Health
Nature
Public Art
Revue
Shades of Gray
The Picture
Media

Topik-topik ini tentunya sangat “membangkitkan” saya untuk mengerjakan esai-esai ini, namun karena saat itu masih sambil kerja, saya mencuri-curi waktu sedikit membaca tentang korupsi, membayangkan apa yang saya akan tulis tentang ide ini. Banyak ide bermunculan, sembari pulang kantor di perjalanan sembari membayangkan akan menulis apa nanti. Saya kerjakan sebisa saya, semampu saya, dan 2 bulan setelah saya mengirimnya, kabar gembira datang hari itu. Tema workshop yang dapat dipilih yaitu 3 dari 18 workshop yang ada. 3 topik yang saya pilih sewaktu itu yaitu Governance Democracy, Cultural Differences, dan Media.

Puji Tuhan, saya dapat di Governance Democracy.  Exciting sekali tentunya. Topik yang mungkin saat ini saya hanya bayangkan saja, tapi esok saya punya kesempatan untuk saling mensharingkan dengan teman-teman dari negara lain.


Kami bersiap-siap untuk keberangkatan kami bulan Februari besok. Dimulai dari mengurus visa di Norwegian Embassy. Untuk mengurus visa ke Norwegia, ada tempat layanan khusus bernama VFS Global yang bertempat di Kuningan City.  Hal-hal yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Cover letter from the Application portal or application form (if you are not applying online) signed by the applicant.
 Passport photo. (not older than 3 months, 4 x 3 cm in size, white background, with no glasses and glued to the cover letter.)
 Original passport with validity period of at least 3 months after the projected expiry of the visa. (Both new and old passport(s) if any)
 Photocopy of passport (all pages that contain personal information, stamps, previous visas and other permits).
 Original travel insurance + one copy (must be valid for the stay + a period of minimum 15 days after expected return and covering the entire Schengen area for a minimum amount of EUR 30 000 for the duration applied for (as per travel plan submitted)).
 Booking of a roundtrip air ticket (do not buy the ticket until a visa has been granted)
 Completed Itinerary to Schengen countries form (available on the Embassy’s website), with fixed travel dates of maximum 90 days.
 Invitation letter from Norwegian company/organization/institution stating the purpose and length of the visit (this should be in original and written on company letterhead paper).
 Confirmation of employment/participation/ownership from home company/organization/- institution on the applicant’s position in the company and with confirmation that the applicant is travelling in its behalf (this should be in original and written on company letterhead paper).
 Confirmation of accommodation in Norway (for example a hotel reservation).

Biaya untuk membuat visa 60 euro. Biaya ini harus dibayar dengan kartu kredit. Tidak semua Embassy di Eropa demikian, di Spanyol 3 tahun lalu saat apply visa tidak perlu dengan kartu kredit. Beda kedutaan beda kebijakan. Syarat travel insurance harus dilebihkan 15 hari dari hari kita terakhir disana. Sehingga totalnya dari saya jumlahkan dari tanggal 2 sampai dengan 26 februari ditambah dengan 15 hari.

Mungkin sekilas informasi berita yang bisa saya berikan tentang hal-hal yang perlu disiapkan menjelang ISFIT. Tak lupa barang bawaan pribadi, terutama pakaian dingin. Jika ada sesuatu yang ingin tanyakan silahkan bs langsung tanya ke saya. 

Perjalanan ISFIT selanjutnya akan saya update. 
Salam semangat

Esi

Komentar

  1. Good luck esi. So proud of you! Aku harus bisa juga nih bikin essay keren dalam bahasa Inggris :) Ehehe.

    BalasHapus
  2. Halo, saya berencana untuk kumpul essay tahun ini. Kalau tidak keberatan, saya ingin tahu tips penting dalam menulis essay karena saya sama sekali belum punya pengalaman ikut acara internasional seperti ini. Sudah pernah mendaftar tapi ditolak. Untuk motivation letter sendiri, saya tidak begitu memiliki banyak kelebihan selain pernah mengikuti beberapa kegiatan kampus. Saya terlalu sibuk berkerja sampai tidak sempat ikut keanggotaan mahasiswa. Saya jadi pesimis.....

    Ngomong-ngomong karena ini sudah setahun, bagaimana pengalamannya?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kelas Inspirasi Bojonegoro, 2 Mei 2016

Daerah, bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan di Indonesia. Sarat dengan problema. Tidak jarang konflik timbul antara pusat dan daerah. Termasuk masalah pembangunan bidang-bidang fundamental salah satunya pendidikan. Pasalnya, belum banyak yang menyadari bahwa sedemikian pentingnya pendidikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. Bukan hanya kognitif semata, tapi afeksi, moral dan pendidikan dalam pelajaran hidup lainnya. Hati ini yang menggerakkan untuk melangkahkan kaki menuju Bojonegoro, di hari pembuka di bulan Mei yang lalu. Tiba di Surabaya pk 07.00 setelah pagi hari saya mengambil flight pagi dari Soekarno-Hatta, saya naik bus Damri dari bandara Juanda menuju Bungur, sampai di Bungur pk 8.15. Di Bungur, saya mengambil bus jurusan Bojonegoro. Perjalanan hari itu sangat menyenangkan, tidak terlalu ramai, naik bus di daerah yang cukup asing buat saya, tapi saya sungguh sangat menikmatinya. Menyenangkan sekali naik bus antar kota di Jawa Timur. Saya tiba di termi

Kala Hujan Di Puncak Merapi

Jumat di pertengahan Maret menghantar kami menuju salah satu ciptaan Tuhan yang tentunya tidak kalah  indah dari ciptaan lainnya di alam semesta ini, yang membentang di bagian tengah Pulau Jawa, sebagian menyebutnya angker, tetapi kami sungguh sudah menantinya, Gunung Merapi, 2930 mdpl. Kisah kami dimulai dari hari itu, setelah lelah kami bekerja. Bagi saya saat ini, waktu untuk bercengkrama dengan alam sangatlah terbatas. Tidak semudah dahulu setiap bosan bisa pergi ke pantai atau gunung dalam tiap bulan. Sekarang, situasinya berbeda. Selalu ada konsekuensi dari setiap pilihan, bukan? Tetaplah ingat betapa berharganya waktu bersama orang-orang yang kita sayangi. Memasuki sore dengan cuaca cerah, berangkatlah kami dari Stasiun Senen Jakarta menuju Stasiun Solojebres. `Dini hari Sabtu, kami telah tiba di stasiun, menunggu Pak Nardi menjemput kami ke basecamp Merapi di Selo. Teman perjalanan saya dalam pendakian Merapi ini: Yupi, Ismi, Hilmi, Raihan, Bams, Handoyo, dan O