Langsung ke konten utama

November 2016

November 25th, 2016

Brings me back to those times. When violence, intolerance, and terror with religious backgrounds never frighten us. Cause we appreciate our value of nationality, value of unity. As our teachers (and parents) always taught us, love one another. Do not let violence happen in any form, never give space for hatred. Thanks for giving us value of life which always see the positivity of problems and challenges. Happy Teachers Day.

Saya persembahkan permenungan saya hari ini untuk guru-guru saya, yang sangat berjasa dalam hidup saya. Soal pendidikan, Hari Guru memperlihatkan sejumlah guru yang gigih, setia dalam pengabdiannya Mereka memilih berkarya ketimbang mengeluhkan keadaan. Mereka memilih berkreasi meningkatkan kualitas siswa di tengah keterbatasan.

-->
Semangat dan ketulusan hati Bapak-Ibu guru sekalian selalu ada di hati kami semua.






We are different and we love each other KaniaBalinese HinduNestia: Bataknese Protestant, Esi: Javanese Catholic, Sekar: Javanese Moslem. #fhui #lawui #bestfriends



Pikiran selingan lain
Saya tertegun dengan catatan buku harian Sri Mulyani hari itu yang dipublish di media. Tertangkapnya kasubdit bukti permulaan Direktorat Penegakan Hukum Ditjen Pajak Kementerian Keuangan yang tertangkap tangan menerima suap dari Direktur Utama PT EK Prima Ekspor Indonesia cukup mengguncang pemberitaan hari ini. Pasalnya, Kasubdit sebagai cerminan pelayan publik terutama di Kementerian Keuangan yang seharusnya memberi pelayanan kepada masyarakat.

Perlu seperti apa lagi nilai-nilai yang ditanamkan di negara ini agar sesuatu yang salah bukannya dinilai sebagai suatu kewajaran melainkan kesadaran bahwa itu korupsi, sebuah kejahatan yang merenggut segala aspek kehidupan bangsa. Bagaimana menghilangkan budaya buruk itu? Banyak orang sudah ditangkap dan diproses hukum. Apakah tidak cukup? Rasanya semua hukuman tidak membuat orang berhenti untuk menghentikan perbuatan tidak wajar itu.
-->

Masih adakah harapan untuk Indonesia menjadi lebih baik?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISFIT Preparation

Semenjak pengumuman dr ISFIT Norway awal November lalu (saya ingat sekali tepatnya tanggal 4 November, saya sungguh hampir lupa saya pernah apply, saat itu saya sedang menginap di rumah teman saya Audrey sehabis bekerja hingga larut malam, saya sungguh tidak membayangkan ini terjadi tapi Tuhan membukakan jalan, semoga bisa mengerjakan dengan baik:D). Sebelumnya flashback sedikit tentang proses saya mendaftar. Saya mengetahui ISFIT dari beberapa teman di UI dan sahabat saya Septian yang menjadi delegasi ISFIT tahun 2013. Saat itu, saya melihat topik-topiknya, membaca websitenya di isfit.org. Sangat menarik. Topiknya berada di antara isu-isu sosial, politik, hukum, dan topik global lainnya. Cara seleksi untuk mengikuti ISFIT ini adalah dengan mengirim 2 esai (sebetulnya 3, tapi esai ketiga ini tidak wajib, dan itu jika ingin mendapat travel support, karena ISFIT hanya menanggung akomodasi dan transportasi selama disana, tiket pulang pergi dari negara tidak ditanggung). Karena samb

Kelas Inspirasi Bojonegoro, 2 Mei 2016

Daerah, bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan di Indonesia. Sarat dengan problema. Tidak jarang konflik timbul antara pusat dan daerah. Termasuk masalah pembangunan bidang-bidang fundamental salah satunya pendidikan. Pasalnya, belum banyak yang menyadari bahwa sedemikian pentingnya pendidikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. Bukan hanya kognitif semata, tapi afeksi, moral dan pendidikan dalam pelajaran hidup lainnya. Hati ini yang menggerakkan untuk melangkahkan kaki menuju Bojonegoro, di hari pembuka di bulan Mei yang lalu. Tiba di Surabaya pk 07.00 setelah pagi hari saya mengambil flight pagi dari Soekarno-Hatta, saya naik bus Damri dari bandara Juanda menuju Bungur, sampai di Bungur pk 8.15. Di Bungur, saya mengambil bus jurusan Bojonegoro. Perjalanan hari itu sangat menyenangkan, tidak terlalu ramai, naik bus di daerah yang cukup asing buat saya, tapi saya sungguh sangat menikmatinya. Menyenangkan sekali naik bus antar kota di Jawa Timur. Saya tiba di termi

Kala Hujan Di Puncak Merapi

Jumat di pertengahan Maret menghantar kami menuju salah satu ciptaan Tuhan yang tentunya tidak kalah  indah dari ciptaan lainnya di alam semesta ini, yang membentang di bagian tengah Pulau Jawa, sebagian menyebutnya angker, tetapi kami sungguh sudah menantinya, Gunung Merapi, 2930 mdpl. Kisah kami dimulai dari hari itu, setelah lelah kami bekerja. Bagi saya saat ini, waktu untuk bercengkrama dengan alam sangatlah terbatas. Tidak semudah dahulu setiap bosan bisa pergi ke pantai atau gunung dalam tiap bulan. Sekarang, situasinya berbeda. Selalu ada konsekuensi dari setiap pilihan, bukan? Tetaplah ingat betapa berharganya waktu bersama orang-orang yang kita sayangi. Memasuki sore dengan cuaca cerah, berangkatlah kami dari Stasiun Senen Jakarta menuju Stasiun Solojebres. `Dini hari Sabtu, kami telah tiba di stasiun, menunggu Pak Nardi menjemput kami ke basecamp Merapi di Selo. Teman perjalanan saya dalam pendakian Merapi ini: Yupi, Ismi, Hilmi, Raihan, Bams, Handoyo, dan O