Apakah
benar sudah terlalu lama kita terlelap? Ada ego sektoral, tidak ada koordinasi
antar lembaga, butuh arahan kesana, arahan kesini dan segelintir macam bottleneck yang terjadi. Maka, kesatuan
instansi penegak hukum yang satu atap harus diupayakan secara maksimal. Konsistensi,
persatuan akan membuat negara kita semakin kuat.
29 Juni 2016, Rapat
Koordinasi Nasional Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Ilegal (Illegal
Fishing)/Rakornas diawali dengan laporan Komandan Satgas 115 kepada Presiden
RI, dilanjutkan dengan penyerahan laporan, dan arahan Presiden RI.
Lama tidak
mengunjungi istana, pertama saat dahulu di UKP4 dan terakhir saat tugas pada
hari Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 2015. Hari ini spesial, spesial karena akan
mendengarkan arahan dari Pak Presiden. Spesial karena berkumpul dengan para
Menteri Kabinet Kerja, berbagai institusi penegak hukum, spesial karena
mengerjakan tugas-tugas yang “cukup berat” bersama teman-teman yang punya visi
dan misi sama. Bahagia karena ada
perasaan dan cita-cita bersama yang ingin kita gapai.
Laporan Ibu Susi diawali dengan menekankan pentingnya rakornas diadakan untuk sarana koordinasi di antara unsur-unsur institusi di bawah Satgas, serta persamaan persepsi. Ibu Susi membuka dengan laporan kegiatan Satgas 115, periode pertama Januari-Juni 2016, dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia, seperti amanat Presiden Republik Indonesia telah dibentuk Satgas lewat Perpres Nomor 115 tahun 2015. Satgas 115 merupakan penyelenggara penegakan hukum satu atap/one roof yang terdiri atas TNI AL, POLAIR, Kejaksaan Agung, Bakamla, jadi memudahkan koordinasi, mendorong sinergi dan melaksanakan fungsi penegakan hukum yang adil dan menimbulkan efek jera.
Sebelum Satgas 115
dibentuk, KKP telah membentuk kebijakan untuk memberantas penangkapan ikan
secara ilegal yaitu dengan adanya kebijakan moratorium “kapal-kapal asing
berbendera Indonesia”, audit-audit kepatuhan 1132 kapal asing berbendera
Indonesia melalui pencabutan izin, penenggelaman kapal dan proses penegakan
hukum. KKP telah mencabut 291 izin terkait perikanan, membekukan 261 izin dan
48 surat peringatan terhadap kapal asing berbendera Indonesia tersebut.
Berpuluh-puluh tahun kapal berkedok Indonesia tetapi dikendalikan asing mencuri ikan Indonesia.
Langkah penegakan hukum di wilayah operasi
yang terbagi menjadi yaitu perairan Aceh, Natuna, Arafura, serta perairan
Sulawesi dan Maluku bagian utara. Puskodal sbagai sarana pengawasan juga telah dibangun dengan
memanfaatkan gabungan teknologi satelit dan radar pengawasan kapal perikanan
yang dimiliki TNI AL, KKP, POLAIR, dan BAKAMLA. Kerjasama internasional juga
dijalin dengan Norwegia, Amerika Serikat, Australia, INTERPOL, dan UNODC untuk
mendapatkan informasi intelijen mengenai kapal asing yang masuk ke dalam
perairan Indonesia. Contohnya Hua Li 8 dan Viking, yang sudah menjadi buronan
internasional.
Anugerah atas laut
yang luas, tetapi tantangannya juga sedemikian besar. Itulah yang harus
dihadapi Indonesia.
176 kapal ikan
asing telah ditenggelamkan. Juli 2016, akan ada 30 kapal ikan asing yang akan
ditenggelamkan. Bu Susi melaporkan juga pada pak Presiden bahwa 11 kasus tindak
pidana perikanan telah ditangani di Avona, Wanam, Benjina, Ambon, Timika, serta
tindak pidana perikanan terhadap MV Hai Fa, MV Silver Sea 2, FV Viking, FV Jiin
Horng 106 dan FV Hua Li 8. Nakhoda Guei Bei Yu 10078, 3 kapal Tingkok yang
ditangkap di Natuna telah dijatuhkan pidana oleh Pengadilan Negeri Pontianak.
Selain itu,
penanganan korban perdagangan orang di Benjina, Ambon, dan Pontianak. Jumlah
korban perdagangan orang seluruhnya 1152 di wilayah tersebut. Korban berasal
dari Thailand, Myanmar, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Pemerintah bekerjasama dengan IOM telah
memulangkan seluruh korban ke negara masing-masing tentunya dengan pembayaran
atas gaji mereka yang tidak dibayarkan perusahaan. Kerjasama dengan Ditjen Pajak masih
berlangsung. Potensi pajak dari pemilik kapal eks asing Rp 209,1 miliar telah
kembali kepada negara.
Bapak Jokowi juga memuji
kekompakan Satgas 115. Seperti dalam kompas.com, “Saat ini orang ngeri melihat
kekompakan Satgas 115. Kekompakan inilah yang harus dijaga. Sebab, inilah yang
sudah lama hilang dari kita. “ ujar Jokowi. Sejak Oktober 2015 didirikan,
Satgas 115 telah menenggelamkan 176 kapal yang melanggar kedaulatan dan hak
berdaulat kita. Pesan Jokowi: KONSISTEN DAN KOMPAK!
Jadi Satgas 115
tempat kami bekerja gambarannya seperti ini. Dahulu, institusi penegak hukum
bekerja sendiri-sendiri, sekarang dalam satu wadah Satgas 115 yang dibentuk
oleh Perpres 115/2015 yang terdiri dari KKP, TNI AL, Polri, BAKAMLA, dan
Kejaksaan dibawah ibu Susi sebagai Komandan Satgas. Tujuannya tidak lain dan
tidak bukan adalah memberantas penangkapan ikan secara illegal (illegal
fishing). Kerjasama dan sinergi itu adalah kuncinya.
Tujuan utama dari semua kesinergian ini adalah mendorong industri perikanan, penegakan hukum yang tegas, dampak lebih luasnya lagi ialah stok ikan di laut
meningkat. Infrastruktur disiapkan untuk membangun industri perikanan yang
modern, dampak signifikan bagi ekonomi di sisi perikanan, kelestarian sumber
daya Indonesia, itulah yang ingin dicapai karena bekerja sendiri-sendiri tidak menghasilkan hasil
maksimal, harus selalu ada sinergi untuk mengawasi kegiatan perikanan.
Pembiaran yang terdahulu biarlah berlalu. Sekarang menatap ke depan, sadar bahwa kekayaan negara kita harus kita jaga dan lestarikan untuk kehidupan generasi mendatang.
Menutup arahannya, Presiden meminta kepada kementerian terkait untuk segera beralih menuju industri perikanan yang modern dan menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang industri modern tersebut. Semua pihak harus bersatu dan memberdayakan semua sumber daya negara untuk menyelamatkan sumber daya maritim Indonesia.
Menutup arahannya, Presiden meminta kepada kementerian terkait untuk segera beralih menuju industri perikanan yang modern dan menyiapkan infrastruktur yang diperlukan untuk menunjang industri modern tersebut. Semua pihak harus bersatu dan memberdayakan semua sumber daya negara untuk menyelamatkan sumber daya maritim Indonesia.
Dilanjutkan dengan
berbagai panelis dengan materi yang semakin membuat kita berpikir bahwa dengan
kita cintailah laut, maka kita mencintai kehidupan.
Update materi
panelis akan segera di share.
Kurang lebih ini gambaran pekerjaan kami dan semuanya akan terus berusaha dengan semangat penuh
Satgas 115 Kawal
Kedaulatan Laut Indonesia
Sinergi Indonesia
Berantas Illegal Fishing
Pesan Ibu Susi selalu menjadi motivasi:
cari pekerjaan yang anda suka, berkarir, berfikir, bereksplorasi, dengan kegembiraan. Kalau anda gembira, tenaga anda juga akan besar. Anda akan mencapai hal-hal yang lebih besar. Kalau anda tidak suka, cari yang anda suka, belajar yang anda suka. Kegembiraan adalah energi.
cari pekerjaan yang anda suka, berkarir, berfikir, bereksplorasi, dengan kegembiraan. Kalau anda gembira, tenaga anda juga akan besar. Anda akan mencapai hal-hal yang lebih besar. Kalau anda tidak suka, cari yang anda suka, belajar yang anda suka. Kegembiraan adalah energi.
pasca pengarahan Presiden
arahan Presiden yang lugas. Terima kasih pak Jokowi untuk pelajaran berharganya
Salaman dulu sama pak Presiden. How humble he is!
pengarahan dari Pak Jokowi di Istana Presiden
tim kerja sehari-hari: polisi air dan tim asistensi
di halaman Istana Merdeka
Komentar
Posting Komentar