Langsung ke konten utama

ASN KKP 2018

The best things happened unexpectedly. 

Hal ini saya yakini benar adanya, tanpa pernah terbayang dalam benak pikiran akan menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau nomenklatur saat ini Aparatur Sipil Negara (ASN), yang dalam menjalankan kedudukan dan perannya, ASN memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat pemersatu bangsa.  

Kabar gembira ini terjadi pada awal bulan Desember 2017. 

Puji Tuhan, saya diterima sebagai Analis Hukum, pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Singkat cerita, saya sungguh tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang ASN. Itulah jalan Tuhan, saya ikuti suara hati dan jalani sebaik mungkin, percaya pada rencana dan mukjizatNya selalu indah pada waktuNya. 

Untuk memenuhi syarat lulus 100% sbg ASN, kami wajib mengikuti Diklatsar di Cibubur (selama 10 hari), dan Sukamandi (selama 33 hari), ditambah dengan jadwal off-campus sampai ujian akhir, sehingga kurang lebih 80 hari masanya. 

Perasaan kala itu semangat, sedikit diuji dengan kesamaptaan dan bela negara (model semi militer ala Armabar): baris-berbaris, berguling-guling, latihan memadamkan api, membalikkan perahu, berenang di danau, merangkak, lari kencang, berendam di sungai berlumpur, menyebrang dengan tali, dll), berakhir di Sukamandi sangat manis saat kami semua lulus dengan memuaskan pada bulan Juni 2018. 

Never give up, follow our heart, transform ourselves with passion!

Indonesia sebagai Negara Maritim
Dalam tahun keempat masa Pemerintahan Presiden Joko Widodo, mengingatkan kita kembali akan pesan dan komitmen beliau dalam pidato kenegaraan pada Oktober 2014 silam, bahwa laut adalah masa depan bangsa.[1] Kita telah terlalu lama memunggungi laut, samudera, selat, dan teluk. Saatnya kita mengembalikan semuanya sehingga “Jaleveva Jayamahe” di laut justru kita jaya, sebagai semboyan nenek moyang di masa lalu bisa kembali lagi membahana. Visi Indonesia yaitu mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia, menjadi sebuah negara maritim yang berdaulat, maju, mandiri, kuat, serta mampu memberikan kontribusi positif bagi keamanan dan perdamaian kawasan dan dunia sesuai dengan kepentingan nasional.[2]

Ahli Sejarah Maritim dari Universitas Indonesia, Prof. Adrian B. Lapian menulis “Indonesia bukan pulau-pulau dikelilingi laut. Tetapi, laut ditaburi pulau-pulau.” Inilah arti “Archipelagic” yang sebenarnya, dari akar kata “Arc” yaitu besar atau utama dan “pelagos” artinya laut. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada sepanjang 99.093 km[3]. Indonesia memiliki 17.504 pulau yang tersebar dari Barat sampai ke Timur Indonesia. Sumber daya kelautan dan perikanan yang dimiliki bangsa kita begitu kaya sehingga disebut sebagai negara Mega Marine Biodiversity, berdasarkan data World Resources Institute (WRI), 18% terumbu karang dunia ditemukan di Indonesia, begitu juga dengan mangrove (20%) dan padang lamun (22%). Selain itu, Indonesia merupakan negara kedua produser ikan terbanyak.[4]

Mengingat aset besar negara ini dari sektor kelautan dan perikanan, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (“KKP”) menetapkan sebuah visi yakni “Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat, dan berbasis kepentingan nasional”. Dalam mencapai visinya, telah disusun 3 (tiga) pilar yang menjadi misi KKP, yaitu kedaulatan (sovereignty), keberlanjutan (sustainability), dan kesejahteraan (prosperity). Menjaga kedaulatan negara, mengedepankan keberlanjutan dalam mengelola sumber daya alam, dan mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat merupakan langkah menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. 

Perwujudan visi dan misi tersebut tidak lepas dari peran seorang aparatur Pemerintah yang cerdas dan berintegritas. Pegawai Negeri Sipil/PNS (sekarang Aparatur Sipil Negara/ASN) adalah orang-orang yang mendapat amanat dari rakyat serta memikul tanggung jawab untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan serta melakukan pengawasan dan evaluasi atas kebijakan tersebut. Selangkah menuju menjadi seorang PNS, sebagai analis hukum Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Kelautan dan Perikanan, saya terpanggil untuk melakukan sebuah perubahan. Dengan menjadi bagian dari perubahan melalui hal-hal sederhana, namun dilakukan dengan hati yang tulus, hasilnya akan berbuah besar.

Maka, sebagai CPNS kita harus menjadi SDM yang unggul, bergerak secara sinergis untuk visi dan misi bersama, kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan rakyat. John F. Kennedy pernah berkata “Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tetapi bertanyalah apa yang sudah kamu berikan untuk negara”. Berikanlah sesuatu untuk negara melalui tugas pada unit kerja secara konsisten, disiplin, bekerja cerdas dan cepat. Mari menjadi bagian dari perubahan itu.


-ditulis +/-1 tahun pasca Diklatsar ASN KKP 2018

[1] Sejak dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo telah menegaskan bahwa masa depan bangsa Indonesia ada di lautan, dan hal ini dinyatakan dalam komitmennya pada pidato kenegaraan pada tanggal 20 Oktober 2014
[2] Peraturan Presiden No. 16 tahun 2017 tentang Kebijakan Kelautan Indonesia
[3] Data Badan Informasi Geospasial (BIG), 2013
[4] Food and Agriculture Organization (FAO), 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISFIT Preparation

Semenjak pengumuman dr ISFIT Norway awal November lalu (saya ingat sekali tepatnya tanggal 4 November, saya sungguh hampir lupa saya pernah apply, saat itu saya sedang menginap di rumah teman saya Audrey sehabis bekerja hingga larut malam, saya sungguh tidak membayangkan ini terjadi tapi Tuhan membukakan jalan, semoga bisa mengerjakan dengan baik:D). Sebelumnya flashback sedikit tentang proses saya mendaftar. Saya mengetahui ISFIT dari beberapa teman di UI dan sahabat saya Septian yang menjadi delegasi ISFIT tahun 2013. Saat itu, saya melihat topik-topiknya, membaca websitenya di isfit.org. Sangat menarik. Topiknya berada di antara isu-isu sosial, politik, hukum, dan topik global lainnya. Cara seleksi untuk mengikuti ISFIT ini adalah dengan mengirim 2 esai (sebetulnya 3, tapi esai ketiga ini tidak wajib, dan itu jika ingin mendapat travel support, karena ISFIT hanya menanggung akomodasi dan transportasi selama disana, tiket pulang pergi dari negara tidak ditanggung). Karena samb...

Kelas Inspirasi Bojonegoro, 2 Mei 2016

Daerah, bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan di Indonesia. Sarat dengan problema. Tidak jarang konflik timbul antara pusat dan daerah. Termasuk masalah pembangunan bidang-bidang fundamental salah satunya pendidikan. Pasalnya, belum banyak yang menyadari bahwa sedemikian pentingnya pendidikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. Bukan hanya kognitif semata, tapi afeksi, moral dan pendidikan dalam pelajaran hidup lainnya. Hati ini yang menggerakkan untuk melangkahkan kaki menuju Bojonegoro, di hari pembuka di bulan Mei yang lalu. Tiba di Surabaya pk 07.00 setelah pagi hari saya mengambil flight pagi dari Soekarno-Hatta, saya naik bus Damri dari bandara Juanda menuju Bungur, sampai di Bungur pk 8.15. Di Bungur, saya mengambil bus jurusan Bojonegoro. Perjalanan hari itu sangat menyenangkan, tidak terlalu ramai, naik bus di daerah yang cukup asing buat saya, tapi saya sungguh sangat menikmatinya. Menyenangkan sekali naik bus antar kota di Jawa Timur. Saya tiba di termi...

Kala Hujan Di Puncak Merapi

Jumat di pertengahan Maret menghantar kami menuju salah satu ciptaan Tuhan yang tentunya tidak kalah  indah dari ciptaan lainnya di alam semesta ini, yang membentang di bagian tengah Pulau Jawa, sebagian menyebutnya angker, tetapi kami sungguh sudah menantinya, Gunung Merapi, 2930 mdpl. Kisah kami dimulai dari hari itu, setelah lelah kami bekerja. Bagi saya saat ini, waktu untuk bercengkrama dengan alam sangatlah terbatas. Tidak semudah dahulu setiap bosan bisa pergi ke pantai atau gunung dalam tiap bulan. Sekarang, situasinya berbeda. Selalu ada konsekuensi dari setiap pilihan, bukan? Tetaplah ingat betapa berharganya waktu bersama orang-orang yang kita sayangi. Memasuki sore dengan cuaca cerah, berangkatlah kami dari Stasiun Senen Jakarta menuju Stasiun Solojebres. `Dini hari Sabtu, kami telah tiba di stasiun, menunggu Pak Nardi menjemput kami ke basecamp Merapi di Selo. Teman perjalanan saya dalam pendakian Merapi ini: Yupi, Ismi, Hilmi, Raihan, Bams, Handoyo, d...