Sorong
...Hitam kulit keriting rambut aku Papua
Hitam kulit keriting rambut aku Papua
Biar nanti langit terbelah aku Papua...
-Aku Papua, Edo Kondologit
Menjajaki kaki di
tanah Papua Barat, bersyukur diberi kesempatan belajar lebih banyak tentang
perikanan, mengenal lebih dalam kehidupan nelayan Indonesia, berkat yang
mungkin tidak bisa diukur dengan materi.
Bersama tim, kami berusaha menggali informasi, menemukan masalah, dan
mencari solusi terbaik bagi perbaikan tata kelola perikanan. Keramahan para
petugas disini menambah kelengkapan kebahagiaan
kami. Bobara, Kakap Merah, dan beragam ikan menjadi makanan kami sehari-hari.
Mengarah sedikit ke
Kabupaten Sorong, kami juga mengunjungi kapal-kapal milik perusahaan besar yang
ada disini. Kami melihat aspek kepatuhan serta karakteristik bisnis perikanan
di daerah ini.
Tak lupa usai
bekerja, kami mengunjungi Pantai Kasuari mengarah ke Kabupaten Sorong, pantai
yang cukup sepi untuk ukuran tempat publik. Jarang masyarakat yang berkunjung
kesana, entah karena ada biaya masuk yang cukup mahal, atau karena minimnya
fasilitas. Padahal, pemandangan yang disungguhkan begitu indah.
Sayang hanya 4 hari
kami bekerja, dan butuh waktu lebih panjang untuk berkunjung ke Raja Ampat yang
hanya sekitar beberapa jam dari sini. Semoga eksplorasi
Papua berikutnya menemukan hal-hal menakjubkan lainnya.
Tchus, Sorong!
Lokasi: Pelabuhan Perikanan, Kantor Pengawas Perikanan, beberapa perusahaan perikanan
Top Kuliner: Bobara, Kakap Merah, Baronang
Senja di Sorong
Esi and Big Bobara
Esi and Big Bobara (2)
Esi and Big Bobara (3)
Mas Iwan HS, Dansatkamla Sorong
Kupang
Oktober 2017
Tugas
kali ini yaitu menghadiri undangan dari CSOP UI, Sosialisasi dan FGD
“Pembangunan Kesadaran Masyarakat terhadap Bahaya Penyelundupan Manusia (People Smuggling)” di Kelurahan
Fatubesi, Kupang, NTT. Saya mendampingi beloved boss pak Yunus, bersama
rekan-rekan dari KKP, CSOP UI, Perwakilan Polair NTT, Asisten Operasi (Asops)
Lantamal VII Kupang, Imigrasi Kelas I Kupang, Dinas Kelautan dan Perikanan
Kupang, dan HNSI Kupang.
Prof.
Melda Kamil Ariadno, menjelaskan mengenai bahaya penyelundupan manusia. Pelaku
penyelundupan manusia yaitu seorang atau sekelompok orang yang mengangkut atau
memfasilitasi seseorang untuk masuk ke wilayah Negara lain tanpa melalui
prosedur resmi. NTT merupakan salah satu wilayah dimana nakhoda, pemilik kapal,
pemberi sewa/supir kendaraan, awak kapal, pemberi tumpangan memfasilitasi
terjadinya penyelundupan manusia. Indonesia seringkali dijadikan titik transit
oleh orang asing yang ingin masuk secara illegal ke Negara lain seperti
Australia dan Selandia Baru. Orang asing tersebut mungkin telah memiliki izin
masuk atau izin tinggal yang sah di Indonesia. Namun, mereka meniup nelayan,
pekerja kapal Indonesia dan keluarganya agar menampung sementara dan mengantar
mereka ke Negara-negara asing. Hal ini berakibat WNI ditahan, dipenjara di
Negara tujuan seperti Australia.
Prof Melda
Sosialisasi
ini memberikan kesadaran bagi masyarakat apabila mengetahui adanya
penyelundupan manusia segera melaporkan pada ketua RT/RW, Lurah/Kepala Desa,
Pemimpin Keagamaan, aparat penegak hukum (kantor polisi/kantor imigrasi).
Penyelundupan manusia adalah kejahatan dan tindak pidana yang berdasarkan UU
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian pelaku dijatuhi hukuman pidana hingga
15 tahun penjara dan denda sebanyak Rp 1.500.000.000,-
Kupang hadir dengan
pesona lautnya yang indah. Makanan yang nikmat, orang-orang yang ramah. Will
come back soon, Kupang!
Lokasi: Kelurahan
Fatubesi, Dinas Kelautan
Kuliner: Resto KP
Tebing, Pasar malam kampung Solor, Resto Nelayan
Tempat Oleh-Oleh: Ibu
Soekiran
Pak Yunus
our team
KP Tebing
Peserta FGD
Topi Tilangga khas NTT
Januari 2018
Kembali lagi ke
kota di pulau Timor Indonesia, Kupang. Tentunya, untuk misi melindungi hak-hak
mereka yang membutuhkan pertolongan kita.
Adapun kota yang
memiliki rasa alpukat paling nikmat satu nusantara ini (bulan ini kami masih
belum dapat mencobanya, musim alpukat adalah bulan Maret), Alunan musik Sasando masih menawarkan
ratusan pesona yang membuatnya harus dikunjungi kembali.
Pekerjaan menanti,
harus sediakan waktu khusus untuk tempat-tempat indah disini.
Lokasi: Pelabuhan
Tenau
Explore Jet Kupang Jakarta
Natuna
Desember 2017
Tempat ini menjadi
perhatian Presiden Joko Widodo sejak awal beliau dipilih menjadi Presiden.
Membangun sentra kelautan dan perikanan terpadu di pulau-pulau terluar
merupakan salah satu cara mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Tentu bukan merupakan tugas yang mudah, melainkan butuh usaha yang keras dan
panjang. Kawasan perbatasan ini dibangun mulai dari pendaratan ikan,
pengolahan, pemasaran, logistik, kampung nelayan, dsb. Daerah-daerah terluar
harus menjadi garda depan Indonesia. Kunci kesadaran akan butir-butir Nawa Cita
menjadi penting sehingga jati diri sebagai Negara Maritim menjadi semakin kuat
dan menjadi dasar untuk menjaga sumber daya kelautan dan perikanan yang
dititipkan Maha Kuasa. Misi kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan
menjadi pilar panduannya.
Pembangunan ekonomi
melalui terobosan infrastruktur, kelanjutan pembangunan tol laut, BUMN jadi
lokomotif, dan perikanan merupakan salah satu ujung tombak dari pembangunan
ekonomi Indonesia. Kebijakan di bidang
perikanan dan kelautan harus ditujukan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan
rakyat.
Lokasi: Pulau Tiga,
Alif Stone
Kuliner: Resto Sisi Basisir, Mie Tarempa
Pulau Tiga
Selat Lampa
Alif Stone
Pulau Tiga
“We have to strive to restore
Indonesia as a country with maritime power. The oceans, the seas, the straits
and the bays are our future. We have been turning our backs on them for far too
long. Now is the time to restore all until we achieve Jalesveva Jayamahe; in
our seas we are triumphant.”-President Joko Widodo
Komentar
Posting Komentar