Langsung ke konten utama

Rapat Koordinasi Nasional Satuan Tugas Pemberantasan Penangkapan Ikan Secara Ilegal (Illegal Fishing) 2017




Di tahun 2017, Satgas 115 kembali mengadakan rapat koordinasi nasional (Rakornas). Tidak seperti tahun lalu yang dihadiri langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (tulisan rakornas tahun lalu goo.gl/bxuMZS), tahun ini Bapak Jokowi mendisposisi kehadirannya kepada Bapak Wiranto selaku Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam).

Dalam pidatonya, Bapak Wiranto mengingatkan kembali mengenai perwujudan komitmen pemerintah untuk melaksanakan amanat tujuan nasional dalam pembukaan UUD 1945 yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia sekaligus mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai negara poros maritim dunia. Satgas 115 telah memasuki usianya yang ke-2. Kinerja Satgas ke depan harus terus mendukung cita-cita Indonesia tersebut terutama dalam memerangi IUUF.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menambahkan penegakan hukum dalam rangka mengatasi praktik IUU Fishing masih menjadi tugas seluruh komponen penegak hukum dan seluruh masyarakat Indonesia tentunya. Kerja sama dan sinergi seluruh elemen Satgas harus terus diperkuat.

Hadir juga Menteri Koordinator bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, yang menekankan kembali mengenai Kebijakan Kelautan Indonesia atau Indonesian Ocean Policy yang diluncurkan Presiden melalui Perpres Nomor 16 Tahun 2017. Selain itu, beliau juga menjelaskan kontroversi cantrang yang sempat menghiasi media. Demi keberlanjutan sumber daya alam, kebijakan larangan cantrang dibuat. Peralihannya tidak hanya sekedar alat tetapi juga skill serta market. Maka, Pemerintah harus bergerak cepat.

Lebih lanjut, Penegakan Hukum Pelaku Illegal Fishing ditingkatkan dengan meningkatkan persenjataan para apgakum (dalam hal ini TNI AL), Badan Keamanan Laut diperkuat agar negara memiliki wibawa di mata negara-negara lain. Data menunjukkan kapal ikan Vietnam paling banyak melakukan pelanggaran di wilayah Indonesia. Kebijakan penenggelaman sesuai aturan merupakan sebuah tindakan yang menimbulkan efek jera serta mengembalikan kedaulatan bangsa Indonesia. 

Pendekatan multi rezim hukum juga harus didorong bagi aparat penegak hukum dalam menangani kasus. Jerat tindak pidana pada korporasi sebagai subjek hukum juga harus diutamakan.

Rakornas di bulan ini juga menyadarkan kembali masalah-masalah yang belum selesai mengenai destructive fishing, jerat pidana yang seringkali menyengsarakan nelayan kecil, dll. Persoalan bangsa ini masih banyak. Mari kita tidak menyerah dalam memperjuangkan kebenaran.

Materi Panel rakornas dapat didownload di: 



Terus berjuang mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISFIT Preparation

Semenjak pengumuman dr ISFIT Norway awal November lalu (saya ingat sekali tepatnya tanggal 4 November, saya sungguh hampir lupa saya pernah apply, saat itu saya sedang menginap di rumah teman saya Audrey sehabis bekerja hingga larut malam, saya sungguh tidak membayangkan ini terjadi tapi Tuhan membukakan jalan, semoga bisa mengerjakan dengan baik:D). Sebelumnya flashback sedikit tentang proses saya mendaftar. Saya mengetahui ISFIT dari beberapa teman di UI dan sahabat saya Septian yang menjadi delegasi ISFIT tahun 2013. Saat itu, saya melihat topik-topiknya, membaca websitenya di isfit.org. Sangat menarik. Topiknya berada di antara isu-isu sosial, politik, hukum, dan topik global lainnya. Cara seleksi untuk mengikuti ISFIT ini adalah dengan mengirim 2 esai (sebetulnya 3, tapi esai ketiga ini tidak wajib, dan itu jika ingin mendapat travel support, karena ISFIT hanya menanggung akomodasi dan transportasi selama disana, tiket pulang pergi dari negara tidak ditanggung). Karena samb...

Kelas Inspirasi Bojonegoro, 2 Mei 2016

Daerah, bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan di Indonesia. Sarat dengan problema. Tidak jarang konflik timbul antara pusat dan daerah. Termasuk masalah pembangunan bidang-bidang fundamental salah satunya pendidikan. Pasalnya, belum banyak yang menyadari bahwa sedemikian pentingnya pendidikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. Bukan hanya kognitif semata, tapi afeksi, moral dan pendidikan dalam pelajaran hidup lainnya. Hati ini yang menggerakkan untuk melangkahkan kaki menuju Bojonegoro, di hari pembuka di bulan Mei yang lalu. Tiba di Surabaya pk 07.00 setelah pagi hari saya mengambil flight pagi dari Soekarno-Hatta, saya naik bus Damri dari bandara Juanda menuju Bungur, sampai di Bungur pk 8.15. Di Bungur, saya mengambil bus jurusan Bojonegoro. Perjalanan hari itu sangat menyenangkan, tidak terlalu ramai, naik bus di daerah yang cukup asing buat saya, tapi saya sungguh sangat menikmatinya. Menyenangkan sekali naik bus antar kota di Jawa Timur. Saya tiba di termi...

Kala Hujan Di Puncak Merapi

Jumat di pertengahan Maret menghantar kami menuju salah satu ciptaan Tuhan yang tentunya tidak kalah  indah dari ciptaan lainnya di alam semesta ini, yang membentang di bagian tengah Pulau Jawa, sebagian menyebutnya angker, tetapi kami sungguh sudah menantinya, Gunung Merapi, 2930 mdpl. Kisah kami dimulai dari hari itu, setelah lelah kami bekerja. Bagi saya saat ini, waktu untuk bercengkrama dengan alam sangatlah terbatas. Tidak semudah dahulu setiap bosan bisa pergi ke pantai atau gunung dalam tiap bulan. Sekarang, situasinya berbeda. Selalu ada konsekuensi dari setiap pilihan, bukan? Tetaplah ingat betapa berharganya waktu bersama orang-orang yang kita sayangi. Memasuki sore dengan cuaca cerah, berangkatlah kami dari Stasiun Senen Jakarta menuju Stasiun Solojebres. `Dini hari Sabtu, kami telah tiba di stasiun, menunggu Pak Nardi menjemput kami ke basecamp Merapi di Selo. Teman perjalanan saya dalam pendakian Merapi ini: Yupi, Ismi, Hilmi, Raihan, Bams, Handoyo, d...