Kala itu, Jumat, 6 Januari 2017, saya tidak masuk kantor dikarenakan keadaan perut yang sangat sakit dan nyeri, saya pergi menemani ayah
dan ibu saya. Sesampainya di rumah, ada bapak tua yang diam saja di depan rumah
saya. Nampaknya, di sampingnya ada barang-barang yang habis dia pulung.
Turun dari kendaraan bersama ayah saya, tentu kami tidak diam. Kami
mengambil kue-kue yang kami punya, air minum, dan uang, kami berikan kepada
bapak itu. Bapak itu hanya diam saja. Tidak berkata apa-apa. Tidak ada ekspresi
apa-apa. Saat kembali ke rumah, ingin mengambilkan nasi dan lauk, namun kami
sudah tidak melihatnya.
Saya merasa itu Tuhan yang hadir menyapa saya dan keluarga saya. Apakah
kami akan diam saja melihat hal itu?
Kami berefleksi singkat. Menyadari bahwa dalam keadaan apapun kita harus
selalu membagikan diri kita, sekalipun dalam keadaan sederhana, pas-pasan, dan
mungkin berkekurangan, tanpa harapkan imbalan, bagikanlah yang kita miliki.
Rencana Tuhan terkadang tidak kita mengerti. Tetap percayalah dan
berdoalah. Peristiwa-peristiwa yang Ia rencanakan mungkin di luar logika.
Bawalah selalu semangat, cinta dan kasih sayangmu kepada semua orang yang kamu
jumpai. Berikanlah selalu hatimu yang besar kepada mereka.
Komentar
Posting Komentar