Langsung ke konten utama

No Reason for Being Lazy

No Reason for Being Lazy
Ini seperti permainan 20 facts about me yang orang mainkan di facebook, instagram dan sosial media lain. Hehe Anggap saja sekarang sedang bermain seperti itu, tapi di blog. Hehe iseng sungguh. 

Faktanya aku orang yang harus berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu, selalu ingin belajar dari kesalahan, berbuat yang lebih baik lagi. Inginnya selalu melakukan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Aku bukan orang yang sekejap mengerti segala sesuatu dengan cepat. Saat kuliah aku harus membaca materi kuliah berulang-ulang, hingga mengerti. Tidak seperti teman yang sekejap langsung paham. Tapi selalu optimis dalam setiap kekurangan saya karena percaya bahwa Tuhan memberi kemampuan manusia, tidak sempurna seutuhnya, tapi dari sisi lemah itulah Tuhan mengajarkan untuk belajar dan berusaha keras, serta berpasrah padaNya. Aku bisa lulus dengan predikat cum-laude (tidak penting hehe) juga semuanya karena Tuhan. Dia yang membuat segalanya menjadi nyata, Dia yang mengangkat dan melengkapi segala kekuranganku. Kalau selama ini aku pernah melakukan kesalahan baik dalam pekerjaan atau apapun itu pada kalian aku mohon maaf. Aku berjanji akan selalu mengerjakan dan memberikan yang terbaik yang bisa aku lakukan. hehe

Faktanya sejak 10 tahun yang lalu aku belajar organ gereja aku harus berusaha keras mati-matian berjibaku dengan not balok. Keluargaku bukan pemusik, jadi aku bukan lahir dari keluarga yang mengerti musik. Disinilah aku diberi Tuhan talenta, menjadi organis gereja. Tugasku memang baru seputaran paroki St. Anna Duren Sawit, Kapel Kanisius Jakarta, beberapa tugas di Wisma SY, Depok dan pelayanan wedding sesekali di St. Paulus Depok, kapel di Cijantung, dan beberapa paroki lain di Jabodetabek. Aku berusaha terus belajar dan belajar walaupun tidak sempurna. Jadi kalau ingin jasa untuk bermain organ silahkan hubungi Esi ya hehe..

Faktanya juga aku cinta pada keberagaman, aku tidak suka orang yang membatasi dirinya harus dengan suku atau agama tertentu. Mungkin klasik, tapi aku bisa saja kesal dan menangis jika mendengar ada terjadi kekerasan atas dasar alasan agama atau suku, atau sesuatu perpisahan atau cinta yang pupus (cieelah) hanya karena perbedaan. Perbedaan itu sungguh indah.

Faktanya aku jatuh cinta pada gunung dan alam termasuk pantai, lembah, bangunan tua dan bersejarah serta tempat menarik lainnya. Lupa kapan tepatnya, yang pasti sebulan tidak naik gunung saja rasanya ada yang hilang dari hati ehehe tsah. Rencananya jika Tuhan menghendaki, Lawu di akhir Desember nanti menjadi gunung ketujuh yang akan kudaki. Semoga cuacanya baik. Aku bukan bergabung dalam tim pencinta alam, tapi bepergian kemanapun dengan orang-orang yang berbeda membawa arti sendiri bagiku. Indonesia, aku akan berkelana. Tunggu aku!

Faktanya belajar hukum memang sebagian dari hidupku. Mungkin aku bukan orang yang berbakat sedari awal, tapi aku berusaha keras memupuk diri agar bisa paling tidak bisa mengerti seperti yang orang berbakat mengerti. Bercita-cita ingin menjadi seorang hakim, rela akan ditempatkan di semua pelosok negeri ini demi mengurbankan diri bagi orang yang membutuhkan keadilan. Semoga bisa terwujud Tuhan. Aku berserah sepenuhnya pada rencana-Mu

Faktanya seni juga menjadi paruh hidupku. Melayani orang lewat tanganku yang memainkan organ untuk kemuliaan Tuhan akan aku lakukan terus sampai akhir hidupku. Hobiku menonton teater. Teater terakhir yang kutonton Indonesia Kita Butet: Mati Ketawa Cara Politikus Indonesia, Midsummer Night’s Dream karangan Shakespeare yang dimainkan teater Sastra UI, Kipas Tanda Mati yang dimainkan teater smaku Santa Ursula. Aku lebih memilih menghabiskan waktu menonton teater, hadir diskusi yang menambah ilmu, membaca buku di perpus dibanding harus ke mall. Agak freak memang hehe. Ke mall kalau ada yang ingin dibeli dan ketemu teman saja. Selebihnya bukan anak mall. Ndeso..

Faktanya aku suka pada public service. Aku senang bekerja di pemerintahan, aku senang melayani orang. Aku jarang memikirkan uang, Entah sepertinya aku tidak berbakat jadi lawyer. Selama ini aku bekerja bukan untuk mencari uang.

Faktanya aku sepertinya bukan anak perempuan. Aku tidak suka berbelanja, aku tidak mengerti hal-hal berbau perempuan baik dari fashion atau apapun. Aneh memang, Aku menyukai hal-hal yang biasa disukai laki-laki seperti naik gunung, jalan jauh, nonton bola, agak berantakan. Ehehe Aku tidak bisa dandan, belajar berpakaian seperti perempuan sebenarnya baru aku pelajari saat kerja.

Faktanya aku kecil. Tubuhku tidak  tinggi, aku selalu disangka lebih muda dari umurku sebenarnya. Saat SMA dibilang SMP, saat kuliah dibilang SMA, saat kerja dibilang kuliah. Mukaku sayu. Sampai sering dicopet selama hidup sudah 4 kali dicopet. Kata teman mukaku kurang galak. Pernah juga dimarahi guru di SMA karena dipikirnya tidak semangat mengikuti kelasnya. Padahal semangat hanya saja mukaku layu.

Faktanya aku berteman dengan siapa saja. Aku bergaul tanpa pernah memilih-memilih. Aku selalu berusaha melihat kebaikan orang lain. Dalam pikiranku semua orang baik dan aku percaya itu.

Faktanya aku ceroboh, terkadang tidak teliti, agak berantakan, tapi aku berusaha agar semua itu terminimalisir. Kerja, kerja, dan kerja. Berjuang, berjuang, dan berjuang. Tiada manusia yang sempurna. Tapi, segala yang kurang baik akan berusaha aku kurangi setiap harinya.

Faktanya ingin dekat dengan semua orang. Dibilang SKSD ya gapapa, karena tidak ingin terlalu jaim dan diam. Berusaha banyak belajar dengan orang lain. Karna diam bukan pilihan. 

Faktanya baru mulai membaca buku-buku bagus lagi sekarang. Menyesal dahulu kuliah tidak banyak membaca buku selain buku kuliah. Mari membaca setiap hari!

Faktanya punya banyak kesalahan dengan orang-orang. Saya mohon maaf jika banyak kesalahan saya yang kurang berkenan di hati kalian. Anggaplah ini pengakuan dosa saya sebelum Natal 

Faktanya pengguna transportasi umum. Kereta paling sering, bustrans, angkot, ojek dan lainnya. Semalam apapun akan pulang sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Terbiasa diajarkan orang tua mandiri. Saya belajar kehidupan juga dari jalanan, jalanan yang menempa diri saya.  Dari kelas 1 SD tepatnya saya sudah pergi sendiri kemana-mana, ke sekolah tidak diantar karna dahulu kedua orang tua bekerja. Teman-teman dahulu nangis merengek pada orangtuanya saat SD, saya sendiri saja. Entah pergi kemana rasa itu. Terbiasa sendiri kemana-mana.

Faktanya ingin menjadi orang kuat. Ayah sudah pernah sakit diabetes dan paru-paru, Ibu sakit stroke. Sesedih itu saat melihat mereka terserang sakit dahulu. Ingin bisa menyembuhkan mereka lewat perilaku saya setiap hari.

Faktanya saya terlahir sebagai anak kedua, kakak saya lahir 1989, 3 tahun di atas saya, adik saya lahir 1993 setahun di bawah saya. Ayah dari Jawa Tengah, Ibu dari Jogja. Mungkin sifat “jawa” agak menurun ke saya, saya tidak suka ribut. Kalau kakak dan adik bertengkar saya yang menengahi. Saya suka mengalah dan rela kalah.

Faktanya pernah disiksa selama 2 tahun oleh pembantu saat berumur 3 tahun. Pembantunya suami istri dari Madura. Kakak dan saya disiksa. Hanya adik saya yang disayang. Kalau mandi kaki kami di atas, muka kami di air. Digantung, muka dicelupkan di air sehingga tidak bisa bernafas dalam air. Mungkin itu yang membuat saya trauma dengan air dan sampai sekarang tidak bisa berenang. Kalau mengompol saya harus minum air kencing saya (mohon maaf) Kisah ini nyata. Yang saya harapkan setiap hari hanya tidur, karena disaat tidur mereka tidak bisa menyiksa saya. Sesudah bangun, mereka akan menyiksa saya lagi. Minum susu dipagi hari selalu dipaksa, kasar memasukkan gelas ke dalam mulut saya, sakit rasanya setiap hari. Hampir tidak punya semangat hidup setiap hari. Saya dahulu belum tahu tentang KDRT, kalau saya mengadu pada polisi mungkin kedua orang itu sudah dipenjara. Tapi saya memaafkan mereka. Ayah Ibu dahulu kerja, mereka mengancam kalau mengadu ke orang tua akan lebih disiksa. Mas Dito kakakku pernah meronta saat dicelupkan ke dalam bak, sehingga bola matanya berputar arah. Tulangku pernah retak dan patah saat meronta mereka menyiksa, saat itulah orang tua membawaku ke dokter. Aku ceritakan semuanya dan mereka mengusir suami-istri yang mungkin agak sakit jiwa. Saat berumur 6 tahun, pernah mereka menelpon saya matikan, Terlalu trauma. Ceritanya panjang, kalau ingat jadi ingin menangis hehe. Tapi sudah berlalu. Saya sudah memaafkan mereka.

Faktanya 25 Agustus 1992 saya lahir. Sekarang sudah 22 tahun. Saya berharap bisa melakukan dan memberikan diri saya seutuhnya untuk bangsa dan negara ini. Saya siap untuk hidup susah dan menderita.


Faktanya Februari besok jika Tuhan berkehendak aku akan ke Norway mengikuti conference tentang corruption, spesifikasi Governance Democracy. Aku bukan orang yang pandai seperti orang-orang yang cas cis cus dalam berbahasa Inggris. Aku harus berusaha keras, aku memahami pelan-pelan. Tuhan yang luar biasa. Aku diberi kesempatan ini, padahal saat membaut essaynya aku ala kadarnya dengan bahasa sederhana tapi aku buat dengan hati. Tuhan yang menyempurnakan. Saat aku mengikuti World Youth Day di Spanyol dan Brazil silam, itu semua juga karena Tuhan. Tuhan Maha Baik ya. :D  Tiada yang mustahil di hadapanNya. Kalau dulu masalah budaya dan agama, kali ini masalah sosial, politik, hukum dsb. Dulu pernah berdoa ingin suatu saat bisa kesempatan conference persoalan hukum, dan Tuhan memberi jalan. Mari berjuang! 


@esimaria

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISFIT Preparation

Semenjak pengumuman dr ISFIT Norway awal November lalu (saya ingat sekali tepatnya tanggal 4 November, saya sungguh hampir lupa saya pernah apply, saat itu saya sedang menginap di rumah teman saya Audrey sehabis bekerja hingga larut malam, saya sungguh tidak membayangkan ini terjadi tapi Tuhan membukakan jalan, semoga bisa mengerjakan dengan baik:D). Sebelumnya flashback sedikit tentang proses saya mendaftar. Saya mengetahui ISFIT dari beberapa teman di UI dan sahabat saya Septian yang menjadi delegasi ISFIT tahun 2013. Saat itu, saya melihat topik-topiknya, membaca websitenya di isfit.org. Sangat menarik. Topiknya berada di antara isu-isu sosial, politik, hukum, dan topik global lainnya. Cara seleksi untuk mengikuti ISFIT ini adalah dengan mengirim 2 esai (sebetulnya 3, tapi esai ketiga ini tidak wajib, dan itu jika ingin mendapat travel support, karena ISFIT hanya menanggung akomodasi dan transportasi selama disana, tiket pulang pergi dari negara tidak ditanggung). Karena samb...

Kelas Inspirasi Bojonegoro, 2 Mei 2016

Daerah, bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan di Indonesia. Sarat dengan problema. Tidak jarang konflik timbul antara pusat dan daerah. Termasuk masalah pembangunan bidang-bidang fundamental salah satunya pendidikan. Pasalnya, belum banyak yang menyadari bahwa sedemikian pentingnya pendidikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. Bukan hanya kognitif semata, tapi afeksi, moral dan pendidikan dalam pelajaran hidup lainnya. Hati ini yang menggerakkan untuk melangkahkan kaki menuju Bojonegoro, di hari pembuka di bulan Mei yang lalu. Tiba di Surabaya pk 07.00 setelah pagi hari saya mengambil flight pagi dari Soekarno-Hatta, saya naik bus Damri dari bandara Juanda menuju Bungur, sampai di Bungur pk 8.15. Di Bungur, saya mengambil bus jurusan Bojonegoro. Perjalanan hari itu sangat menyenangkan, tidak terlalu ramai, naik bus di daerah yang cukup asing buat saya, tapi saya sungguh sangat menikmatinya. Menyenangkan sekali naik bus antar kota di Jawa Timur. Saya tiba di termi...

Kala Hujan Di Puncak Merapi

Jumat di pertengahan Maret menghantar kami menuju salah satu ciptaan Tuhan yang tentunya tidak kalah  indah dari ciptaan lainnya di alam semesta ini, yang membentang di bagian tengah Pulau Jawa, sebagian menyebutnya angker, tetapi kami sungguh sudah menantinya, Gunung Merapi, 2930 mdpl. Kisah kami dimulai dari hari itu, setelah lelah kami bekerja. Bagi saya saat ini, waktu untuk bercengkrama dengan alam sangatlah terbatas. Tidak semudah dahulu setiap bosan bisa pergi ke pantai atau gunung dalam tiap bulan. Sekarang, situasinya berbeda. Selalu ada konsekuensi dari setiap pilihan, bukan? Tetaplah ingat betapa berharganya waktu bersama orang-orang yang kita sayangi. Memasuki sore dengan cuaca cerah, berangkatlah kami dari Stasiun Senen Jakarta menuju Stasiun Solojebres. `Dini hari Sabtu, kami telah tiba di stasiun, menunggu Pak Nardi menjemput kami ke basecamp Merapi di Selo. Teman perjalanan saya dalam pendakian Merapi ini: Yupi, Ismi, Hilmi, Raihan, Bams, Handoyo, d...