Langsung ke konten utama

North Celebes, April 2017




Cerita ini cerita santai, bukan akan membahas jalur Bitung-Gensan yang rawan illegal fishing dan tindak pidana terkait lainnya :p.

Pertengahan April kemarin, dalam 3 hari kami menyempatkan berkunjung ke kota sebelah utara di Provinsi Sulawesi Utara, Manado. Sesampainya di Manado, Pak Diding dari Pangkalan TNI-AL Manado, menjemput kami. Pak Diding orang yang sangat baik, bersyukur sekali bisa bertemu beliau. Thanks to Mayor Dita, Komandan Satuan Keamanan Laut (Satkamla) Bitung yang mengenalkan saya pada beliau. Dari bandara, kami langsung menghampiri Karpet Biru, seperti lapangan olahraga dengan hamparan gunung dan sawah, untuk beristirahat sambil menikmati pemandangan. Dalam perjalanan menuju Hotel Minahasa, kami juga mampir sejenak di monumen Yesus Memberkati di dekat Ciputra.


Kami mengikuti Friday Mass di Katedral Manado. Situasinya cukup ramai, kami lalu menyambut sunset di Mantos, gunung Manado Tua menghiasi senja kami. Polisi dan TNI yang bertugas hari ini sungguh menyentuh hati saya. Dengan semangat merah putih, pada hari libur mereka menjalankan tugasnya di hari Jumat itu.

Keesokan harinya, kami menuju tempat utama turis di kota ini yaitu bukit Doa Tomohon. Danau Tondano dan Linao menjadi tujuan kami selanjutnya. Kami juga melewati Rurukan, perkampungan adat Minahasa dan bukit Mahawi.

Hari ketiga, judulnya bermain air. Menyelam di beberapa spot di Bunaken membuat kulit kami agak menghitam tapi sungguh bahagia, bisa melihat keindahan laut Sulawesi. Karang-karangnya katanya tak seindah 3-4 tahun silam, tapi cukup indah menghiasi hari kami.

Setelah membeli oleh-oleh, saya mampir ke Lantamal VIII Manado, bertemu keluarga Pak Diding dari Cirebon, yang sudah tinggal 11 tahun di Manado; Mayor Dita dan keluarganya yang hari itu dari Bitung singgah di Manado serta di lantamal, bertemu juga dengan Bapak Wadanlantamal. Pertemuan singkat namun bermakna dengan para penegak kedaulatan laut kita. Jalesveva Jayamahe! 

Sampai bertemu lagi Manado.


Blue Carpet

Monumen Yesus Memberkati

view from Minahasa hotel

sunset

Tomohon












another part of Tomohon


Linao Lake



snorkling



Arum and her Father. Thanks to Arum's family here as well for their warm heart, Om Pieter, Auntie Ossi, Rafa and Mikha.





Manado Tua, jauh di belakang 


Bunaken




Bunaken underwater







Komentar

Postingan populer dari blog ini

ISFIT Preparation

Semenjak pengumuman dr ISFIT Norway awal November lalu (saya ingat sekali tepatnya tanggal 4 November, saya sungguh hampir lupa saya pernah apply, saat itu saya sedang menginap di rumah teman saya Audrey sehabis bekerja hingga larut malam, saya sungguh tidak membayangkan ini terjadi tapi Tuhan membukakan jalan, semoga bisa mengerjakan dengan baik:D). Sebelumnya flashback sedikit tentang proses saya mendaftar. Saya mengetahui ISFIT dari beberapa teman di UI dan sahabat saya Septian yang menjadi delegasi ISFIT tahun 2013. Saat itu, saya melihat topik-topiknya, membaca websitenya di isfit.org. Sangat menarik. Topiknya berada di antara isu-isu sosial, politik, hukum, dan topik global lainnya. Cara seleksi untuk mengikuti ISFIT ini adalah dengan mengirim 2 esai (sebetulnya 3, tapi esai ketiga ini tidak wajib, dan itu jika ingin mendapat travel support, karena ISFIT hanya menanggung akomodasi dan transportasi selama disana, tiket pulang pergi dari negara tidak ditanggung). Karena samb...

Kelas Inspirasi Bojonegoro, 2 Mei 2016

Daerah, bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan di Indonesia. Sarat dengan problema. Tidak jarang konflik timbul antara pusat dan daerah. Termasuk masalah pembangunan bidang-bidang fundamental salah satunya pendidikan. Pasalnya, belum banyak yang menyadari bahwa sedemikian pentingnya pendidikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. Bukan hanya kognitif semata, tapi afeksi, moral dan pendidikan dalam pelajaran hidup lainnya. Hati ini yang menggerakkan untuk melangkahkan kaki menuju Bojonegoro, di hari pembuka di bulan Mei yang lalu. Tiba di Surabaya pk 07.00 setelah pagi hari saya mengambil flight pagi dari Soekarno-Hatta, saya naik bus Damri dari bandara Juanda menuju Bungur, sampai di Bungur pk 8.15. Di Bungur, saya mengambil bus jurusan Bojonegoro. Perjalanan hari itu sangat menyenangkan, tidak terlalu ramai, naik bus di daerah yang cukup asing buat saya, tapi saya sungguh sangat menikmatinya. Menyenangkan sekali naik bus antar kota di Jawa Timur. Saya tiba di termi...

Kala Hujan Di Puncak Merapi

Jumat di pertengahan Maret menghantar kami menuju salah satu ciptaan Tuhan yang tentunya tidak kalah  indah dari ciptaan lainnya di alam semesta ini, yang membentang di bagian tengah Pulau Jawa, sebagian menyebutnya angker, tetapi kami sungguh sudah menantinya, Gunung Merapi, 2930 mdpl. Kisah kami dimulai dari hari itu, setelah lelah kami bekerja. Bagi saya saat ini, waktu untuk bercengkrama dengan alam sangatlah terbatas. Tidak semudah dahulu setiap bosan bisa pergi ke pantai atau gunung dalam tiap bulan. Sekarang, situasinya berbeda. Selalu ada konsekuensi dari setiap pilihan, bukan? Tetaplah ingat betapa berharganya waktu bersama orang-orang yang kita sayangi. Memasuki sore dengan cuaca cerah, berangkatlah kami dari Stasiun Senen Jakarta menuju Stasiun Solojebres. `Dini hari Sabtu, kami telah tiba di stasiun, menunggu Pak Nardi menjemput kami ke basecamp Merapi di Selo. Teman perjalanan saya dalam pendakian Merapi ini: Yupi, Ismi, Hilmi, Raihan, Bams, Handoyo, d...